MENJADI BIDADARI DALAM KELUARGA
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh…
Saudaraku, dalam sejarah yang purba maupun sejarah modern, keberadaan wanita telah terbukti mampu mengguncangkan dunia. Tercatat, para penguasa banyak yang bertekuk lutut di hadapan wanita, namun tidak jarang pula banyak wanita yang teraniaya dan terhina di sisi pria. Ada wanita mulia yang mampu menginspirasi pria hingga menjadi jaya, namun tidak sedikit pula penguasa atau pejabat yang hancur kejayaannya karena fitnah kaum wanita. Itulah takdir Allah yang harus menjadi perenungan bagi kita, menjadikan wanita sebagai inspiratory kemuliaan ataukah kehancuran.
Berikut ini adalah artikel singkat yang saya kutuip dari sebuah buku yang berjudul Menjadi Bidadari Cantik ala Islam oleh Umamu Ahnad Rifqi yang memuat tentang bagaimana seorang istri mampu menjadi bidadari di dalam keluarganya.
Ada sebuah pengakuan yang sangat menarik dari seorang suami:
Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku. Saat di dalam rumah, ia selalu berusaha memanjakanku. Kebutuhanku selalu dia penuhi sebelum dirinya. Saat aku pergi meninggalkan rumah, taka da gelisah atas anak-anak dan hartaku. Aku percaya dia tidak akan menelantarkan merka. Aku yakin ia akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.
Saat aku di tempat kerja, bahkan saat di luar kota, seringkali ia menelpon menanyaanku. Saat aku sakit, ia menjadi yang begitu perhatian dengan keadaanku. Dan dengan panggilan saying ya ng sering ia ucapkan, aku menjadi begitu bahagia. Aku merasa, bahwa kehadiranku di dunai ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga.
Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan yang dibuatnya lahap kami nikmati. Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga. Ia selalu mendukung setiap kebaikan yang aku lakukan. Iapun tak pernah memberatkanku dengan segala macam tuntutan yang sulit aku penuhi. Ia lebih tenang dan senang saat berkumpul bersama kami di dalam rumah, daripada berkeliling di mal-mal atau di tempat hiburan dan rekreasi.
Bahkan, di saat kami kesulitan keuangan, ia tak jarang harus menjual perhiasan yang dipakainya secara diam-diam. Menyadari segala kebaikan yang dipersembahkannya kepadaku, aku merasa sangat miskin kebaikan.
Aku merasa berhutang budi sangat banyak terhadapnya. Sepertinya apa yang selama ini aku berikan sangat tidak sebanding dengan segenap kebaikan yang ia persembahkan. Dan aku menjadi semakin terharu saat menawarkan sedikit kemewahan, tapi ia menolak dan lebih memilih hidup apa adanya.
Saat aku memberikan sesuatu yang membahagiakannya, tak lupa ucapan terima kasih dan doa mengalir dari bibirnya. Ini semakin memicu semangatku untuk mengimbangi segala kebaikannya dengan mempersembahkan kebahagiaan untuknya.
Anak-anakku sangat bahagia saat berada di dekatnya. Kami merasa begitu sedih dan kehilangan saat ia marah karena sikap dan perkataan kami yang tak berkenan di hatinya. Dan aku menjadi semakin terharu, saat ia mengatakan tak keberatan untuk mencarikanku isriku lagi. “ Bagaimana mungkin aku membutuhkan wanita lain kalau kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki? Apalagi yang aku cari dari seorang wanita?”
Sejujurnya kuakui, setelah Allah dan Rasul-Nya, ia adalah sumber kebahagiaan kami. Tapi di saat aku mengakui dengan sejujurnya akan hal itu kepadanya, ia hanya tertawa dan menganggapnya hanya rayuan belaka. Wahai sayangku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah. Engkaau adalah bidadari yang Allah karuniakan padaku di dunia.
Subhanallah, betapa mulianya jika seorang istri mampu menjadi pendamping setia bagi sang suami.
Dan betapa agung kedudukan nya di hadapan sang suami saat ia mampu memikat perasaan sang suami dengan segala kemuliaan yang ada dalam dirinya. Dan saat suaminya berkata kepadanya, ia akan mengatakan, “ aku mendengar dan menaati”, persis seperti yang dikabarkan Rasulullah saw kepada para sahabatnya.
Hadits Rasulullah:
“ Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang istri kalian yang berada di surga?” kami berkata “ ya wahai Rasulullah.” Beliau bersabda “ dia adalah wanita yang sangat mencintai lagi subur, bila sedang marah atau sedang kecewa atau suaminya sedang marah maka ia berkata, ‘inilah tanganku aku letakkan di tanganmu dan aku tidak akan memejamkan mata sebelum engkau ridha kepadaku,’” ( HR. Imam Thabrani )
Pada akhirnya sebuah kebaikan, sebuah kebaikan yang dipersenbahkan secara tulus akan berbalas kebaikan pula. Dan sebuah kerja keras dan ketabahan yang senantiasa ditanam tentu akan menghasilkan panen yang lebat dan indah. Maka janganlah kita bosan untuk mempersembahkan kebaikan kepada orang-orang tercinta, terutama terhadap keluarga.
Dan alangkah indahnya saat kita menjadi orang yang sangat berharga. Orang yang senantiasa dirindukan. Orang yang senantiasa diperlukan dan diharapkan kehadirannya. Orang yang senantiasa dihormati dan disayangi.
Semoga saudariku muslimah mendapat taufik dan hidayah dengan etika Islam, mau menyempurnakan akal-pikiran dengan ilmu dan makrifah dan menyembuhkan hatinya dengan keimanan kapada Allah Ta’ala, sehingga kehidupan penuh dengan suasana bahagia dan hidup bersama sang suami penuh dengan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan.
Wahai para istri, berikan keluhuran cintamu pada suami dan anak-anakmu maka cintamu pada suami dan anak-anakmu maka cinta akan menghampirimu. Tunaikanlah kewajibanmu terhadap suamimu niscaya engkau akan mendapatkan kasih sayang dan cintanya!
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh…
Saudaraku, dalam sejarah yang purba maupun sejarah modern, keberadaan wanita telah terbukti mampu mengguncangkan dunia. Tercatat, para penguasa banyak yang bertekuk lutut di hadapan wanita, namun tidak jarang pula banyak wanita yang teraniaya dan terhina di sisi pria. Ada wanita mulia yang mampu menginspirasi pria hingga menjadi jaya, namun tidak sedikit pula penguasa atau pejabat yang hancur kejayaannya karena fitnah kaum wanita. Itulah takdir Allah yang harus menjadi perenungan bagi kita, menjadikan wanita sebagai inspiratory kemuliaan ataukah kehancuran.
Berikut ini adalah artikel singkat yang saya kutuip dari sebuah buku yang berjudul Menjadi Bidadari Cantik ala Islam oleh Umamu Ahnad Rifqi yang memuat tentang bagaimana seorang istri mampu menjadi bidadari di dalam keluarganya.
Ada sebuah pengakuan yang sangat menarik dari seorang suami:
Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku. Saat di dalam rumah, ia selalu berusaha memanjakanku. Kebutuhanku selalu dia penuhi sebelum dirinya. Saat aku pergi meninggalkan rumah, taka da gelisah atas anak-anak dan hartaku. Aku percaya dia tidak akan menelantarkan merka. Aku yakin ia akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.
Saat aku di tempat kerja, bahkan saat di luar kota, seringkali ia menelpon menanyaanku. Saat aku sakit, ia menjadi yang begitu perhatian dengan keadaanku. Dan dengan panggilan saying ya ng sering ia ucapkan, aku menjadi begitu bahagia. Aku merasa, bahwa kehadiranku di dunai ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga.
Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan yang dibuatnya lahap kami nikmati. Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga. Ia selalu mendukung setiap kebaikan yang aku lakukan. Iapun tak pernah memberatkanku dengan segala macam tuntutan yang sulit aku penuhi. Ia lebih tenang dan senang saat berkumpul bersama kami di dalam rumah, daripada berkeliling di mal-mal atau di tempat hiburan dan rekreasi.
Bahkan, di saat kami kesulitan keuangan, ia tak jarang harus menjual perhiasan yang dipakainya secara diam-diam. Menyadari segala kebaikan yang dipersembahkannya kepadaku, aku merasa sangat miskin kebaikan.
Aku merasa berhutang budi sangat banyak terhadapnya. Sepertinya apa yang selama ini aku berikan sangat tidak sebanding dengan segenap kebaikan yang ia persembahkan. Dan aku menjadi semakin terharu saat menawarkan sedikit kemewahan, tapi ia menolak dan lebih memilih hidup apa adanya.
Saat aku memberikan sesuatu yang membahagiakannya, tak lupa ucapan terima kasih dan doa mengalir dari bibirnya. Ini semakin memicu semangatku untuk mengimbangi segala kebaikannya dengan mempersembahkan kebahagiaan untuknya.
Anak-anakku sangat bahagia saat berada di dekatnya. Kami merasa begitu sedih dan kehilangan saat ia marah karena sikap dan perkataan kami yang tak berkenan di hatinya. Dan aku menjadi semakin terharu, saat ia mengatakan tak keberatan untuk mencarikanku isriku lagi. “ Bagaimana mungkin aku membutuhkan wanita lain kalau kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki? Apalagi yang aku cari dari seorang wanita?”
Sejujurnya kuakui, setelah Allah dan Rasul-Nya, ia adalah sumber kebahagiaan kami. Tapi di saat aku mengakui dengan sejujurnya akan hal itu kepadanya, ia hanya tertawa dan menganggapnya hanya rayuan belaka. Wahai sayangku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah. Engkaau adalah bidadari yang Allah karuniakan padaku di dunia.
Subhanallah, betapa mulianya jika seorang istri mampu menjadi pendamping setia bagi sang suami.
Dan betapa agung kedudukan nya di hadapan sang suami saat ia mampu memikat perasaan sang suami dengan segala kemuliaan yang ada dalam dirinya. Dan saat suaminya berkata kepadanya, ia akan mengatakan, “ aku mendengar dan menaati”, persis seperti yang dikabarkan Rasulullah saw kepada para sahabatnya.
Hadits Rasulullah:
“ Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang istri kalian yang berada di surga?” kami berkata “ ya wahai Rasulullah.” Beliau bersabda “ dia adalah wanita yang sangat mencintai lagi subur, bila sedang marah atau sedang kecewa atau suaminya sedang marah maka ia berkata, ‘inilah tanganku aku letakkan di tanganmu dan aku tidak akan memejamkan mata sebelum engkau ridha kepadaku,’” ( HR. Imam Thabrani )
Pada akhirnya sebuah kebaikan, sebuah kebaikan yang dipersenbahkan secara tulus akan berbalas kebaikan pula. Dan sebuah kerja keras dan ketabahan yang senantiasa ditanam tentu akan menghasilkan panen yang lebat dan indah. Maka janganlah kita bosan untuk mempersembahkan kebaikan kepada orang-orang tercinta, terutama terhadap keluarga.
Dan alangkah indahnya saat kita menjadi orang yang sangat berharga. Orang yang senantiasa dirindukan. Orang yang senantiasa diperlukan dan diharapkan kehadirannya. Orang yang senantiasa dihormati dan disayangi.
Semoga saudariku muslimah mendapat taufik dan hidayah dengan etika Islam, mau menyempurnakan akal-pikiran dengan ilmu dan makrifah dan menyembuhkan hatinya dengan keimanan kapada Allah Ta’ala, sehingga kehidupan penuh dengan suasana bahagia dan hidup bersama sang suami penuh dengan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan.
Wahai para istri, berikan keluhuran cintamu pada suami dan anak-anakmu maka cintamu pada suami dan anak-anakmu maka cinta akan menghampirimu. Tunaikanlah kewajibanmu terhadap suamimu niscaya engkau akan mendapatkan kasih sayang dan cintanya!