Jumat, 02 Mei 2014

GAGAL ???? SIAPA TAKUT ???

GAGAL?? SIAPA TAKUT !!!
Apakah anda takut gagal? Sedemikian takutnya sampai anda

Tidak berusaha untuk mencoba? Coba anda pikirkan kembali,

Hal tersebut benar-benar tidak masuk akal.


Dengan tidak mencoba barang sekalipun, sebenarnya anda sudah gagal. Jadi rasa takut gagal adalah penyebab kegagalan yang pasti.

Apakah anda merasa takut?


Coba perhatikan rasa takut anda. Perhatikan pesan yang berusaha disampaikannya. Rasa takut membuat anda lebih waspada. Rasa takut memberi energi ekstra. Rasa takut membuat anda mampu mengatasi tantangan tersulit. Tidak ada yang mampu mendorong sumber daya dalam diri anda - lebih dari rasa takut.

Rasa takut sebenarnya ada untuk mendorong anda maju, bukan untuk menahan anda. Biarkan rasa takut mengajarkan anda. Biarkan rasa takut mempersiapkan anda. Tetapi jangan membuat rasa takut menghentikan anda. Saat rasa takut menahan anda, coba perhatikan baik-baik apa yang menyebabkan rasa takut - dan anda akan menemukan alasan untuk bergerak maju.

Kegagalan paling abadi adalah kegagalan untuk mulai bertindak. Bila anda sudah mencoba - dan ternyata gagal, anda memperoleh sesuatu yang bisa dipelajari dan mungkin dicoba kembali. Anda tidak akan pernah gagal bila anda terus berusaha.

Rabu, 05 Maret 2014

MENGAPA DO'A TIDAK DI IJABAH

K.H. Abdullah Gymnastiar

 

MENGAPA DO'A TIDAK DI IJABAH
Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, Ya Amirul Muminin, mengapa doa kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Quran, Ud'uuni astajiblakum (berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

Sayidina Ali menjawab, Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.

Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syariatnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?

Engkau membaca Al Qur'an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan. Engkau berkata, Sami'na wa aththa'na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.

Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?

Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala"(QS. Al Faathir [35] : 6).

Tetapi kau musuhi yetan dan bersahabat dengannya. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Nah, bagaimana mungkin do'amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do'a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma'ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do'amu itu.

***

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki dating kepada Imam Ja'far Ash Shiddiq, lalu berkata, "Ada dua ayat dalam Al Qur'an yang aku paham apa maksudmu?", "Bagaimana dua bunyi ayat itu?" Tanya Imam Ja'far. Yang pertama berbunyi " ud'uuni astajib lakum" (Berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu'min [40] : 60). Lalu aku berdo'a dan aku tidak melihat do'aku diijabah,"ujarnya."Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far. "Tidak," jawab orang itu. "Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Imam Ja'far lagi. "Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya. "Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi. "Tidak," jawabnya. "Lalu mengapa?" Tanya imam Ja'far. "Aku tidak tahu," jawabnya.Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang erdosa." ,"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu. "Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa ang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku memnita maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau rdhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.***


semoga kisah tersebut bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. amien

Senin, 03 Maret 2014

hakikat cinta kepada allah

hakikat makna cinta kepada allah
Oleh: Syamsuddin Ramadhan al-Nawiy

 
Alangkah bahagianya jika seseorang berhasil meraih dan menggapai cinta Allah SWT. Sebab, bila seseorang berhasil mendapatkan cinta Allah, maka hidupnya akan dituntun dan dibimbing oleh Allah SWT. Allah akan membimbing penglihatannya tatkala dirinya melihat; Allah akan membimbing pendengarannya, manakala ia mendengarkan. Sebaliknya, betapa menyakitkan bila kita merasa mencintai dan dicintai oleh Allah, akan tetapi cinta kita hanya bertepuk sebelah tangan. Kita merasa mendapatkan kecintaan Allah, akan tetapi sebenarnya kita tidak pernah mendapatkan kecintaan dari Allah SWT.

Betapa banyak orang sibuk mengerjakan perbuatan-perbuatan tertentu untuk mendapatkan kecintaan dari Allah SWT. Ada diantara manusia yang menyendiri di tengah hutan, jarang makan-minum, bahkan mandi; menjauhi anak-isterinya dan sanak keluarganya. Ia beranggapan bahwa dengan cara ini ia akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT.

Kita juga menyaksikan ada diantara manusia yang melakukan ritual-ritual tertentu untuk mendapatkan kecintaan dari Allah SWT. Ada yang berpuasa tiga hari tiga malam tanpa putus-putus; bahkan ada yang sampai 40 hari 40 malam. Ada pula yang sibuk membaca kalimat-kalimat dzikir, mengunjungi kuburan para nabi dan wali, membaca riwayat hidup Rasulullah Saw, dan sebagainya.


Akan tetapi, apakah dengan cara-cara seperti itu mereka akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT? Lalu, bagaimana cara kita meraih dan menggapai kecintaan dari Allah SWT; agar cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan dan tidak hanya sebatas merasa mencintai Allah SWT, namun Allah sama sekali tidak mencintai kita.

Allah SWT telah memberikan petunjuk yang sangat jelas, bagaimana cara mendapatkan kecintaanNya. Allah SWT telah berfirman:

"Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. Ali-Imran [3]: 31).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir menyatakan, "Ayat ini merupakan pembukti, ‘Siapa saja yang mengaku mencintai Allah SWT, namun ia tidak berjalan sesuai dengan jalan yang telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad Saw, maka orang tersebut hanya berdusta saja. Dirinya diakui benar-benar mencintai Allah, tatkala ia mengikuti ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw, baik dalam perkataan, perbuatan, dan persetujuan beliau Saw’." Jika teruji bahwa ia benar-benar mencintai Allah, yakni dengan cara menjalankan seluruh ajaran Muhammad Saw, maka Allah akan balas mencintai orang tersebut. Rasul Saw bersabda:

"Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan maka perbuatan itu tertolak." [Muttafaq ‘alaihi].

Para ahli hikmah telah menyatakan, "Perkara yang hebat bukanlah kamu [merasa] mencintai Allah, akan tetapi, kalian benar-benar dicintai (oleh Allah SWT)."

Imam Hasan al-Bashriy pernah berkata, "Ada suatu kaum merasa bahwa mereka telah mencintai Allah SWT, lalu, Allah SWT menguji mereka dengan firmanNya, "Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. Ali-Imran [3]: 31).

Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, "Bukankah agama ini adalah cinta dan benci karena Allah SWT?"

Imam Ibnu Katsir juga menjelaskan, "Jika kalian mengikuti sunnah Rasulullah Saw, maka kalian akan mendapatkan keberkahan hidup."

Atas dasar itu, jika kita hidup sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw, maka kita pasti akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, dan kita juga pasti akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Dari uraian Imam Ibnu Katsir di atas jelaslah bagi kita, jika seseorang ingin meraih dan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, kita mesti berbuat dan berperilaku sesuai tuntunan Islam. Jika kita berjalan sesuai dengan ajaran yang dibawa Muhammad Saw, tentu kita akan dicintai oleh Allah SWT. Sebaliknya, meskipun kita merasa mencintai dan dicintai Allah SWT, kita tidak akan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, selama tidak berjalan sesuai dengan ajaran Muhammad Saw.

Atas dasar itu, kita tidak boleh membuat tatacara atau ritual tersendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ajaran ataupun ritual apapun yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Saw tidak mungkin mengantarkan kita untuk meraih cinta Allah SWT. Hanya dengan menjalankan ajaran Islam secara konsisten dan konsekuen. Kita akan mendapat kecintaan dari Allah SWT.

Jelaslah kini, hanya ada satu cara untuk mendapatkan kecintaan dari Allah SWT; yaitu, selalu menjaga keimanan dan berperilaku sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw. Seorang yang mencintai Allah SWT akan berusaha dengan segenap tenaga untuk menerapkan aturan-aturan Allah SWT, baik yang berhubungan dengan masalah ekonomi, politik, dan sosial budaya.

Sayangnya, saat ini kita tidak mampu lagi menerapkan aturan-aturan Allah SWT dikarenakan tidak ada institusi yang menjaminnya. Penerapan syari’at Islam dalam bingkai negara masih jauh di atas kenyataan. Padahal, penerapan syariat Islam secara utuh dan menyeluruh merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah, sekaligus jalan pembuka untuk meraih cinta Allah. Bagaimana kita bisa merasa dicintai Allah SWT sementara itu kita mencampakkan aturan-aturannya dan menerapkan pranata-pranata kufur? Pastinya, bukan kecintaan yang kita dapat, akan tetapi laknat dan kebencian yang akan kita sandang. Na’udzu billahi min dzaalik

Minggu, 02 Maret 2014

Mengapa Wanita Mudah Menangis ??


MENGAPA WANITA MUDAH MENANGIS??

mengapa wanita mudah menangis
  Inilah alasan mengapa wanita cendrung mudah sekali menangis dibanding laki2...
tentunya kita kita semua sudah mengetahui hal yang satu ini bahwa seorang wanita mudah sekali mengeluarkan air mata. tentunya beberapa orang dari kita bertanya-tanya mengapa demikian itu terjadi...
oleh karena itu hari ini saya akan berbagi cerita mengenai asal usul mengapa wanita mudah sekali menangis. kalo anda bertanya apakah cerita ini benar atau tidak, itu adalah terserah pemikiran anda. tapi saya rasa ini adalah yang sebenarnya. Berikut kisahnya.....

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.

Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapan pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".

Jumat, 28 Februari 2014

RENUNGAN HARI INI

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Inilah hal-hal yang perlu kita renungkan, membandingkan aantara kesenangan dunia dengan amalan untuk akhirat. semoga bermanfaat sob. 

Allah swt. berfirman
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu'min bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah." (QS. 33:47)



Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat, inayah, dan hidayahNya kepada kita semua.

Coba baca deh,

Lucu ya, uang Rp 20,000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket

Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan sepakbola

Lucu ya, betapa lamanya 2 jam berada di Masjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop

Lucu ya, susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman

Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan bola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

Lucu ya, susah banget baca Al-Quran 1 juz saja, tapi novel best-seller 100 halamanpun habis dilalap dalam sekejap

Lucu ya, orang-orang pada berebut paling depan untuk nonton bola atau konser, tapi berebut cari shaf paling belakang bila Jumatan agar bisa cepat keluar

Lucu ya, kita perlu undangan pengajian 3-4 minggu sebelumnya agar bisa disiapkan di agenda kita, tapi untuk acara lain jadwal kita gampang diubah seketika

Lucu ya, susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip

Lucu ya, kita begitu percaya pada yang dikatakan koran, tapi kita sering mempertanyakan apa yang dikatakan Al Quran

Lucu ya, semua orang penginnya masuk surga tanpa harus beriman, berpikir, berbicara ataupun melakukan apa-apa Lucu ya, kita bisa ngirim ribuan jokes lewat email, tapi bila ngirim yang berkaitan dengan ibadah sering mesti berpikir dua-kali

 

 

LUCU YA ???

Note: apakah kau memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini kepada orang lain yang kau sayangi??? Untuk mengingatkan mereka bahwa segala apapun yang kita terima hingga saat ini, datangnya hanya dari ALLAH semata.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Selasa, 25 Februari 2014

FAIZAH- BEKAL KEMATIAN - PUISI BEKAL KEMATIAN


berikut adalah puisi tentang bekal kematian yang bisa sobat jadikan sebagai bahan renungan sobat dan dapat sobat baca lansung di bawah ini, SEMOGA BERMANFAAT.




BEKAL KEMATIAN

bagaimana dengan kita
bila kematian merenggut hidup kita
sementara kita masih merajut dosa
merenda maksiat

bagaimana dengan kita
jika malaikat maut menjemput dengan paksa
sementara kita sedang di puncak gairah
bersama pasangan ilegal kita

bagaimana dengan kita
kalau saja ajal datang tanpa kompromi
sementara kita sedang sakauw
dengan segenggam putauw

bagaimana dengan kita
jika kematian membuyarkan semua harapan
sementara kita masih berjalan
dalam kegelapan tanpa arah

bagaimana dengan kita
kalau ajal menghentikan kenikmatan hidup
sementara kita masih mengumbar kesombongan
dan masih alergi dengan kebenaran

bagaimana dengan kita
ketika Allah mengambil nyawa kita
sementara kita tak pernah mengingat-Nya
bahkan terbiasa menantang-Nya

bagaimana dengan kita
saat jasad ditinggal ruh
padahal kita masih betah menjahit kedengkian
sangat bernafsu menyebar hasad

bagaimana dengan kita
ketika badan tanpa nyawa menuju ke liang kubur
padahal kita masih membenci kebenaran
bahkan bernafsu membungkam penyerunya

bagaimana dengan kita
saat sang malakul maut mencabut nyawa
sementara bekal tak pernah kita miliki
hanya dosa yang menggunung

bagaimana dengan kita
saat keranda jenasah kita
diusung diiringi tangisan keluarga
sementara yang kita miliki hanya segunung dosa
apa bekal kita?
haruskah menderita dalam kehidupan abadi?
Naudzubillahi min dzalik.


BENTUK-BENTUK PENYESALAN DI HARI KIAMAT - FAIZAH


BENTUK-BENTUK PENYESALAN
PADA HARI KIAMAT




BENTUK-BENTUK PENYESALAN  PADA HARI KIAMAT

Dua Nikmat Berharga
Al-Bukhari meriwayatkan di Shahih-nya sabda Rasulullah Shallallahu Alaihis wa Sallam,

“Ada dua nikmat, di mana banyak orang mengalami kerugiaan karena keduanya. Yaitu kesehatan dan waktu luang.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).

Ibnu baththal berkata, “Makna hadits di atas ialah orang punya waktu luang jika ia berbadan sehat. Jika seseorang punya waktu luang dan badan sehat, hendaklah oa berusaha sebisa mungkin tidak rugi, dalam bentuk tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadanya. Di antara bentuk syukur yang harus ia lakukan oalah mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Barangsiapa tidak mengerjakan hal ini, ia orang rugi.”
Ibnu Al-Jauzi berkata, “Adakalahnya orang itu sehat, tapi tidak punya waktu luang, sebab sibuk kerja. Juga adakalahnya seseorang punya waktu luang, tapi tidak sehat. Jika seseorang punya waktu luang dan berbadan sehat, tapi malas melakukan ketaatan kepada Allah, ia orang rugi. Dunia itu ladang akhirat dan di dalamnya terdapat bisnis yang keuntungannya terlihat di akhirat. Barangsiapa menggunakan kesehatan dan waktu luangnya, ia orang yang patut ditiru. Dan, barangsiapa menggunakan keduanya dalam maksiat kepada Allah, ia orang rugi.”

Bentuk Penyesalan Pertama: Kiamat Kecil
Kiamat kecil yang dialami manusia ialah kematian. Seseorang mulai menyesal ketika detik-detik akhir usianya dan menyakini nyawanya tidak lama lagi keluar dari tubuhnya. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan dia yakin sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia). Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Kepada Tuhanmula pada hari itu kamu dihalau.” (Al-Qiyamah: 28-29).

Saat itu, ia ingat ribuan jam yang tidak ia gunakan untuk taat kepada Allah Ta’ala dan ia berharap dikembalikan ke dunia untuk beramal shalih. Allah Ta’ala berfirman,
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata, ‘Tuhanku, kembalikan aku (Ke dunia), agar aku berbuat amal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan’.” (Al-Mukminun: 99).

Itulah impian pertama seseorang. Ia berharap diberi kesempatan kembali ke dunia untuk beramal shalih. Ia lupa dirinya sekarang bicara dengan Dzat Yang Mengetahui seluruh hal ghaib, mata yang berkhianat, dan apa yang dirahasiakan hati. Allah Ta’ala sudah tahu kebohongannya. Andai ia dikembalikan ke dunia, ia pasti bermaksiat lagi dan malas mengerjakan kebaikan. Karena itu, permintaannya dijawab dengan jawaban tegas yang memupus seluruh harapan dan pertanyaan tipuan yang digunakan untuk lari dari siksa kubur. Allah Ta’ala berfirman,

“Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu perkataan yang diucapkan saja dan di depan mereka ada dinding sampai hati mereka dibangkitkan.” (Al-Mukminun: 100)

Bentuk Penyesalan Kedua: Gigit Tangan
Penyesalan sepeti ini terjadi ketika seseorang akhirat melihat sahabat karibnya menyelamatkan dirinya dan tidak berdaya membelanya di sisi Allah Ta’ala. Saat-saat kongkow-kongkow, canda tawa, begadang, pesta pora di meja judi dan minuman keras; itu semuanya tidak dapat menyelamatkannya dari kondisi yang ia hadapi sekarang. Ia lihat penghuni neraka yang paling ringan siksanya ialah orang yang dua batu diletakkan di atas tapak kakinya, lalu otaknya mendidih. Di riwayatkan lain disebutkan, penghuni neraka tersebut punya dua sandal dan dua tali sandal dari neraka, lalu otak mendidih, seperti periuk mendidih. Penghuni neraka itu mengira tidak ada orang yang lebih berat siksanya daripada dirinya. Padahal, ia penghuni neraka yang paling ringan siksanya. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
Saat itulah,

“Orang dzalim mengigit dua tangannya sambil berkata, ‘Kecelakaan besar bagiku. Kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan teman akrab. Sesungguhnya ia telah menyesatkanku dari Al Qur’an ketika Al-Qur’an datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Kahfi: 49).

Ia lupa atau pura-pura lupa kalau ia diikuti dua malaikat yang mencatat kemaksiatan dan kebaikan seberat atom pun. Ia menyesal dan berharap tidak diberi buku catatan amal perbuatannya dan tidak tahu hari perhitungan. Ia berharap mati saja daripada melihat siksa yang sudah menanti. Ia pun ingat, ternyata harta, jabatan, dan kekuasaan, yang ia kira bermanfaat baginya di akhirat hingga membuat buta tidak melihat kebenaran, pembela-pembelanya, hanyut dalam kesesatan dan kemaksiatan itu sama sekali tidak berguna baginya sekarang, ia tahu betul yang bisa menyelamatkannya pada saat-saat seperti ini hanyalah amal shalih dan rahmat Allaah Ta’ala. Allah mengisahkan kisah orang seperti itu,

“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, ia berkata, ‘Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Kekuasaanku telah hilang dariku’.” (Al-Haqqah: 25-29).

Bahkan, ia berharap menjadi tanah yang diinjak kaki dan tidak disiksa dengan siksa dengan siksa akhirat. Ia berkata,

“Alangkah baiknya sekiranya aku dulu tanah.” (An-Naba’: 40)

Di dunia, ia dulu ingin hidup selama mungkin. Sekarang, di akhirat, kita lihat dia ingin mati saja.
Bentuk-bentuk penyesalan hari itu beragam. Setiap kali pelaku maksiat melihat salah satu bentuk siksa, ia ingat waktu yang dulu ia sia-siakan, tidak menggunakannya untuk taat kepada Allah Ta’ala, dan merealisir tujuan penciptaan dirinya, yaitu beribadah kepada-Nya.

Bentuk Penyesalan Keempat: Ketika Neraka Didatangkan
Rasulullah Shallallahu Alihis wa Sallam bersabda,
“Ketika itu, neraka, yang punya tujuh puluh ribu penahan, didatangkan. Di setiap penahan ada tujuh puluh ribu malaikat yang menariknya.” (Diriwayatkan Muslim)

Ketika pelaku maksiat melihat neraka sebesar seperti itu, ditarik 4.900.000.000 malaikat, lidah besar menjulur panjang, leher yang punya mata, seperti disebutkan di hadits, yang diriwayatkan At-Tirmidzi,
“Pada hari Kiamat, leher keluar dari neraka. Leher itu punya dua mata yang bisa melihat, dua telinga yang dapat mendengar, dan lidah yang mampu bicara. Lidah leher itu berkata, ‘Aku mewakili tiga jenis manusia: orang yang menjadikan Tuhan selain Allah, orang sombong sekaligus bandel, dan para penggambar’.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Ia dengar kemarahan dan hembusan nafas neraka saat berteriak dengan teriakan menakutkan, “Apakah masih ada tambahan orang untukku? Apakah masih ada tambahan orang untukku?” ketika itulah, pelaku maksiat ingat saat-saat maksiat, malas, menunda amal shalih, menipu Allah Ta’ala dengan taubat palsunya, dan waktu-waktu lain yang hilang sia-sia. Tapi, nostalgia semuanya itu tidak ada gunanya. Allah Ta’ala berfirman,

“Tapi, tidak berguna lagi mengingat itu baginya.” (Al-Fajr: 23).
Ia berkata dengan penuh sesal,
“Alangkah baik kiranya aku dulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini.” (Al-Fajr: 24).

Sayyid Quthb Rahimahullah berkata, “Kesempatan telah berlalu. Allah Ta’ala berfirman, ‘Tapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.’ Peringatan sudah berlalu dan tidak berguna lagi di sini, akhirat, bagi siapa pun. Ucapan orang kafir itu refleksi kesedihan atas hilangnya kesempatan di negeri amal, dunia. Ketika fakta ini terlihat, ‘Dia mengatakan, ‘Alangkah baik kiranya aku dulu mengerjakan )amal shalih) untuk hidupku ini.’ Terlihat ada kesedihan mendalam di balik harapan dan itulah kondisi paling menyakitkan yang dirasakan seseorang di akhirat.”
Itulah bentuk penyesalan paling mengenaskan yang dialami manusia dan mereka tidak punya harapan untuk bisa memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.

Bentuk Penyesalan kelima: Ketika Berdiri di Neraka
Allah Ta’ala berfirman,

“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, ‘Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman’.” (Al-An’am: 27)

Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala mengungkap kondisi orang-orang kafir saat mereka berdiri di neraka pada Hari Kiamat, menyaksikan belenggu dan rantai di dalamnya, serta melihat dengan mata kepala mereka sendiri hal-hal dahsyat. Saat itulah, mereka berkata, ‘Duhai, betapa celakanya kita’.”
Sungguh aneh, orang-orang kafir berkata saat berharap, “Dan kami menjadi orng-orang beriman.” Padahal, mereka dulu memerangi para dai kejalan Allah Ta’ala, kalimat tauhid, dan melecehkan siapa saja mengajak kepadanya. Kenapa kini, di akhirat, mereka berharap ingin menjadi orang-orang beriman? Kenapa itu baru terlontar sekarang dan tidak di dunia dulu? Itulah kemunafikan yang tetap menempel pada mereka, kendati mereka berdiri didepan neraka menyaksikan kedasyatannya. Mereka kira jiwa mereka tidak diketahui Allah a’ala dan dapat ngerjain Dia. Karena itu, mereka membuat trik dengan berbohong dan seluruh argumentasi kuat, agar selamat daru suksa yang pasti ini. Ini sungguh aneh penyesalan yang serat dengan penipuan atau penipuan yang penuh dengan penyesalan. Kedua hal itu menjijikkan.

Bentuk Penyesalan Keenam: Setelah Dilempar ke Neraka
Allah Ta’ala berfirmaN:

Pada hari ketika muka mereka ditolak-balik dineraka, mereka berkata, ‘Alangkah baiknya, andai kami taat kepada Allah dan taat kepada Rasul.’ Dan mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu meraka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpahkan kami kepada mereka adzab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan besar.” (Al-Ahzab: 66-68)

Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, “Maksudnya, mereka diseret ke neraka dengan kepala terbalik dan wajah mereka dibola-balik di Neraka Jahanam. Mereka berharap andai mereka dikembalikan kedunia, mereka akan bersama orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul.”
Sekarang mereka baru tahu, ternyata jalan yang dulu merekah tempuh itu jalan salah, sebab mereka mengikuti para pemimpin dan tokoh-tokoh mereka, yang berjalan di jalan setan. Sekarang, mereka berani mengutuk pemimpin-pemimpin mereka dan bicara kepada mereka dengan bahasa lantang, setelah sebelumnya di dunia mereka hidup sebagai pengecut, hina, tidak berani mengatakan kebenaran, dan tidak punya nyali menolak kemungkaran. Setelah mereka dilempar ke neraka dan merasakan siksanya, perasaan mereka yang tadinya membeku itu hidup kembali dan mereka menyesal kenapa tidak mengikuti jalan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Tapi, waktu itu sudah tidak ada lagi.




 
Template designed by Liza Burhan